Sudahkah kita bercermin kehidupan?
Apakah kita selama ini bercermin hanya untuk memperindah penampilan jasad saja?
Atau kita malu bercermin atas kekurangan dan kesalahan yang ada pada diri kita melalui cermin kehidupan di depan mata?
Atau kita malu bercermin atas kekurangan dan kesalahan yang ada pada diri kita melalui cermin kehidupan di depan mata?
Wahai saudaraku......
Bercermin pada kehidupan, bukan sekedar berdiri dan memandang noda yang ada pada tubuh saja.
Tapi, bercermin pada kehidupan bukan hanya sekedar itu.
Kita bisa bercermin untuk mengetahui siapa diri kita yang sebenarnya.
Karena, cermin itu dapat memantulkan bayang-bayang, siapa jati diri kita yang sebenarnya.
Bercermin pada kehidupan, bukan sekedar berdiri dan memandang noda yang ada pada tubuh saja.
Tapi, bercermin pada kehidupan bukan hanya sekedar itu.
Kita bisa bercermin untuk mengetahui siapa diri kita yang sebenarnya.
Karena, cermin itu dapat memantulkan bayang-bayang, siapa jati diri kita yang sebenarnya.
Maka, bercerminlah di depan cermin.
Lalu, renungkan sejenak dan tanya pada diri.
Lalu, renungkan sejenak dan tanya pada diri.
Mulailah amati wajah.
Lalu, tanya pada diri.
Apakah wajah ini kelak akan bersinar bercahaya di syurga sana,
Ataukah wajah ini akan hangus legam terbakar bara jahannam?
Lalu, tanya pada diri.
Apakah wajah ini kelak akan bersinar bercahaya di syurga sana,
Ataukah wajah ini akan hangus legam terbakar bara jahannam?
Lalu, tataplah kedua mata.
Dan tanya pada diri.
Apakah mati ini kelak, mampu melihat indahnya syurga, menatap Allah yang Maha Agung, menatap para Nabi, menatap para Rasulullah?
Ataukah mata ini hanya melotot, terbengong, meleleh di tusuk baja membara?
Dan tanya pada diri.
Apakah mati ini kelak, mampu melihat indahnya syurga, menatap Allah yang Maha Agung, menatap para Nabi, menatap para Rasulullah?
Ataukah mata ini hanya melotot, terbengong, meleleh di tusuk baja membara?
Lalu, tataplah mulut.
Dan tanya pada diri.
Apakah mulut ini di akhir hayat nnti dapat mengucapkan kalimat thayyibah?
Ataukah mulut ini yang akan berbusa, menjulur di akhirat nnti dan makan buah zakum yang menghanguskan di jahannam?
Dan tanya pada diri.
Apakah mulut ini di akhir hayat nnti dapat mengucapkan kalimat thayyibah?
Ataukah mulut ini yang akan berbusa, menjulur di akhirat nnti dan makan buah zakum yang menghanguskan di jahannam?
Mulut yang mudah menghantarkan kita ke jahannam,
Sebab, dengan tajamnya mulut bagaikan pisau tajam yang dapat membuat sakitnya hati stiap muslimah.
Dengan mulut kita dapat berbuat ghibah, fitnah, dusta.
Dengan mudahnya berkata seperti itu, maka mudah pula untuk menuju jahannam.
Sebab, dengan tajamnya mulut bagaikan pisau tajam yang dapat membuat sakitnya hati stiap muslimah.
Dengan mulut kita dapat berbuat ghibah, fitnah, dusta.
Dengan mudahnya berkata seperti itu, maka mudah pula untuk menuju jahannam.
Wahai saudaraku.....
Sudahkah qalbu kita dihiasi dan dipercantik?
Adakah hari ini iman kita lebih baik dari hari kemarin?
Adakah prestasi amal kita lebih baik menyongsong hari-hari yang semakin singkat dan pendek?
Kita lihat wajah kita setiap hari di muka cermin, bersolek dan hiasi tubuh kita,
Jangan malu untuk bercermin melihat kekurangan dan kesalahan kita di dunia yang fana.
Sudahkah qalbu kita dihiasi dan dipercantik?
Adakah hari ini iman kita lebih baik dari hari kemarin?
Adakah prestasi amal kita lebih baik menyongsong hari-hari yang semakin singkat dan pendek?
Kita lihat wajah kita setiap hari di muka cermin, bersolek dan hiasi tubuh kita,
Jangan malu untuk bercermin melihat kekurangan dan kesalahan kita di dunia yang fana.
Tulisan oleh: arafahmina
Bercerminlah! #duniajilbab